iden

Norwegian Air Mungkin Tidak Selamat dari Pandemi

Oslo - Maskapai Eropa satu ini, Norwegian Air diperkirakan tak selamat karena hantaman pandemi. Begitu banyak armada yang harus dikandangkan.

Adalah Norwegian Air yang diproyeksikan bangkrut. Seperti diberitakan CNN, Kamis (12/11/2020) perusahaan ini ingin menghadirkan penerbangan berbiaya rendah (LCC) dalam penerbangan transatlantik.

Pandemi virus Corona dan pembatasan perjalanan telah memaksa Norwegian Air untuk menghentikan sebagian besar armadanya. Perusahaan juga menerapkan cuti di hampir semua pekerjanya.

Saham operator yang banyak hutang ini telah runtuh. Dan cadangan kasnya hampir habis.

"Norwegia bergantung pada tambahan modal untuk terus beroperasi hingga kuartal pertama tahun 2021 dan seterusnya," kata maskapai itu Selasa saat melaporkan hasil keuangan terbarunya.

Seorang calon penyelamat telah berpaling. Maskapai ini diketahui pernah berambisi untuk mengulangi kesuksesan jarak pendek Ryanair pada rute yang lebih panjang.

Norwegian Air mengatakan pada hari Senin bahwa pemerintah Norwegia telah mengesampingkan memberikan lebih banyak bantuan keuangan. Mereka meninggalkan maskapai penerbangan dalam apa yang digambarkannya sebagai situasi yang menantang.

CEO Jacob Schram mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keputusan itu sangat mengecewakan dan terasa seperti tamparan di wajah.

Maskapai penerbangan di seluruh dunia mendapatkan dukungan finansial yang signifikan dari pemerintahnya masing-masing, katanya. Norwegian Air seharusnya menerima hal yang sama karena kontribusinya terhadap perekonomian Norwegia.

"Bagaimana seseorang bisa sampai pada kesimpulan yang berbeda tidak mungkin dipahami," kata Schram.

"Itu bisa mengakibatkan kebangkrutan dan PHK," imbuh dia.

Sejarah Norwegian Air

Norwegian Air didirikan pada 1993 tetapi dapat cepat memulai ekspansi hampir satu dekade lalu. Perusahaan berupaya menerapkan model bisnis yang dijalankan oleh Ryanair di Eropa dan Barat Daya ke Amerika Serikat untuk penerbangan transatlantik.

Pada 2012, mereka memesan 222 pesawat, yang terbesar dalam sejarah penerbangan Eropa. Tetapi strategi agresif malah membuat hutangnya jadi menggunung dan sedikit ruang untuk bermanuver ketika ada yang salah. 

Laporan pendapatan hari Selasa menunjukkan bahwa Norwegian Air dalam kesulitan yang signifikan. Maskapai ini hanya mengoperasikan 25 dari 140 pesawatnya selama kuartal ketiga, dan jumlah penumpang turun hanya menjadi 1 juta dari 10,5 juta pada periode yang sama di tahun lalu.

Kerugian operasional kuartalan perusahaan mencapai 2,8 miliar krona, sementara pendapatan merosot 91% dari tahun sebelumnya menjadi 1,3 miliar krona. Kas dan setara kas telah menyusut menjadi hanya 3,4 miliar krona pada akhir September.

Schram mengatakan keputusan pemerintah untuk tidak memberikan bantuan akan memaksanya untuk mengurangi jumlah orang yang dipekerjakan selama beberapa bulan mendatang hanya menjadi 600. Jumlah itu turun dari lebih dari 10.000 pekerja sebelum pandemi.

Lebih banyak pesawat akan dikeluarkan dari komisi. Maskapai juga akan memangkas jumlah rute domestik yang diterbanginya.

"Perusahaan saat ini sedang mengevaluasi dampak dari situasi saat ini dengan tujuan untuk melindungi semua pemangku kepentingan," katanya.

Sementara saham maskapai penerbangan lain melonjak pada Senin di tengah harapan bahwa vaksin virus Corona akan memacu pemulihan dunia penerbangan, saham Norwegian Air malah turun 13%. Kondisi saham itu sedikit lebih tinggi pada hari Selasa, tetapi masih kehilangan lebih dari 98% nilainya sepanjang tahun ini.

 

Anda tertarik bergabung bersama Satya Mitra Waspada ?